Viral Dessert Cafe di Yogyakarta, Dessert coklat unik dari Dear Sweet Cafe Yogyakarta mampu menarik perhatian banyak pelanggan. Kafe ini viral di media sosial karena berbagai makanan penutup lucu yang di jualnya sejak November 2019. Sempat tutup saat pandemi Covid-19, Dear Sweet Cafe Yogyakarta justru ramai di media sosial pada tahun 2021. Lokasinya di pindahkan ke Jalan Kaliurang (Jakal). Dengan modal kecil membuka cafe dengan harga yang relatif murah. “Desainnya kita buat lebih mewah dari cafe sebelumnya yang simpel. Masuk Jakal tahun 2021, mungkin karena capek PPKM di rumah, iklannya meledak di media sosial, terus naik ke FYP dengan jutaan penonton,” ujar Putri Paramita, pemilik Dear Sweet Cafe Yogyakarta. Putri menggambarkan kafe pencuci mulut miliknya sebagai permata tersembunyi saat itu. Tempat makannya kurang luas, tempat parkirnya juga tidak luas, dan pencahayaannya kurang maksimal. Sayangnya, tingginya perhatian pelanggan terhadap menu hidangan penutup juga di barengi dengan banyaknya ulasan buruk mengenai lokasi kafe tersebut. Dear Sweet Cafe Yogyakarta akhirnya pindah ke lokasi baru setelah berdiri selama satu tahun di Jakal.

Viral Dessert Cafe di Yogyakarta, Jual Es Krim Coklat Bentuk Beruang

Sebelum menciptakan menu dessert yang inovatif, Putri hanya menjual cheesecake berbentuk es pop dengan berbagai topping di mall. Produknya semakin banyak. Dia mulai mencari kreasi makanan penutup dan menjadikannya unik. “Saya mulai cari jauh-jauh ke Jakarta, Surabaya, apa yang belum ada,” kata Putri Melihat tidak banyak kafe pencuci mulut di Yogyakarta, Putri memutuskan untuk menjual lebih banyak variasi makanan penutup di satu tempat. Sejauh ini menu Dear Sweet Cafe Yogyakarta terdiri dari Sleepy Dog Mousse, Jerry’s Cheesecake, Napping Ted Sorbet, Bear and Bath Up (coklat dan es krim), Puding Susu Jepang, dan yang terbaru Kitty Jiggly Panna Cotta. Harga satu buah dessert di Dear Sweet Cafe Yogyakarta berkisar antara Rp 28.000 hingga Rp 40.000. Semua makanan penutup tersebut di produksi langsung di kafe setelah mencoba berbagai cara agar bentuk makanannya tidak berubah. “Kami pernah produksi di rumah, dikirim lewat ojek, tapi hancur. Segala cara membuat dessert ini kami coba-coba,” kata Putri. Putri menyiapkan sejumlah freezer untuk membekukan makanan penutup yang di produksi setiap hari